Sunday, April 13, 2014

Analisis Wawancara Paedagogi



Bab 1
Pendahuluan
            Pendidikan adalah pembelajaran terhadap pengetahahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) Pendidikan itu adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya
            Pendidikan  sudah terjadi sejak bayi dan berlangsung sepanjang umurnya. Pendidikan biasanya terjadi di bawah bimbingan orang lain atau guru, tetapi ada juga pendidikan yang secara secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan biasanya dapat dibagi menjadi tahapan seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas.
            Pada jaman sekarang ini guru memiliki peranan penting dalam pendidikan karena biasanya ilmu di dapat dari guru. Seperti pada pendidikan formal murid-murid mendapatkan ilmu pengetahuannya dari guru mereka. Peran guru sebanarnya bukan hanya sebagai guru namun juga sebagai motivator untuk murid mereka tapi juga bisa menjadi teman berbagi ilmu maupun permasalahan yang mereka hadapi.
            Dalam pendidikan guru juga menjadi fasilitator dalam pembelajaran agar murid-murid dapat mengembangakan pengetahuan yang mereka miliki serta mengembangkan kemandirian mereka. Sehingga siswa juga dapat mencapai pemikiran yang lebih baik dan pmahaman yang mendalam tentang ilmu pengetahuan yang mereka miiliki.
           

Bab 2
Hasil wawancara
A.    Identitas Guru
Nama                           :  DC
Usia                             : 52 tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Tempat Mengajar        : SMA swasta Iskandar Muda
Pengajar                      : Guru Bahasa Inggris
Tempat wawancara     : Rumah Ibu DC
Tanggal wawancara    : 29 Maret 2014

B.     Hasil Wawancara
Bagaimana pandangan ibu tentang pendidikan?
Masih banyak yang harus di benahi karena kurikulum saat ini pun belom tetap, hamper setiap tahun berubah. Tahun ini saja kurikulum sudah berubah lagi sudah memakai kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini berdeda lagi dengan kurikulum KTSP.
Apa motivasi yang mendasari ibu dulu mau mengajar?
Motivasi saya dulu hingga mau mengajar seperti sekarang ini Karena saya senang melakukan penelitian terhadap pola belajar siswa yang berbeda-beda, serta guru adalah pekerjaan yang banyak membantu orang lain dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Orang tua saya juga seorang guru jadi saya juga terinspirasi dari orang tua saya. Dan saya juga senang melihat siswa-siswa yang ada di sekolah.
Bagaimana pandangan ibu sebagai pengajar dalam melihat siswa-siswa ibu di sekolah?
Masih banyak butuh pendekatan dengan siswa siswi di sekolah agar tahu kesulitan yang mereka hadapi dalam belajar. Banyak siswa memiliki bakat tapi di tentang orang tua tidak boleh melakukan pilihan mereka tapi harus ikut perintah orang tuanya.

Apa filosofi ibu dalam mengajar?
Siswa mendapat sesuatu yang berarti buat mereka di masa yang akan datang serta siswa harus lebih pintar dari ibu biar ada kemajuan dalam hidup mereka.
Pendekatan apa yang ibu gunakan dalam mengajar?
Pendekatan secara langsung hubungan ibu dengan anak, karena kebanyakan anak yang menginjak remaja tidak dekat dengan orang tuanya karena rahasia mereka. Jadi anak lebih sering curhat sama guru. 

Bab 3
Pembahasan
                Pengertian guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut pengertian di atas, tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu membuat orang lain memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnyan namun sebenarnya tugas guru bukan saja menjadi pengajar namun juga sebagai contoh atau teladan bagi muridnya. Sehingga sebenarnya guru juga memgang peran sebagai pembentuk karakter bagi anaknya.
                Ibu DC adalah guru bahasa Inggris pada saat saya SMA dia merupakan guru yang cukup terbuka dengan pendapat dan masukan dari orang lain. Sehinnga dulu kami sering berbgai ilmu, dan dalam beberapa kali pembelajaran dia akan membuat membuat suatu forum diskusi, disana kita boleh bercerita di depan teman-teman atau mau bercerita hanya empat mata dengan dia dia pasti akan mendengarkan dan memberi solusi jika diperlukan.
                Dalam mengajar ibu DC ini mempergunakan paedagogi modern dalam pembelajaranya. Karena dia biasanya akan memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang apa yang akan dia ajarkan dan kemudian kami akan membuat contoh tentang apa yang telah dia ajarkan.  Pada saat kami membuat contoh tersebut dia akan berkeliling untuk melihat pekerjaan kami. Dan setelah semua selesai dia akan memberi kesempatan kepada murid-muridnya untuk membacakan contoh yang telah muridnya buat.
                Ibu DC ini juga dia tidak mau melanjutkan pelajarannya ke materi selanjutnya sebelum murid-muridnya mengerti pada materi itu. Ini juga membuktikan kalau ibu DC menggunakan pengajaran paedagogi karena dia tidak membiarkan murid-muridnya tidak mengerti dan memcari tau sendiri, sehingga dia akan menanyakan kepada muridnya sampai mereka menegerti. Sehingga pelajaran yang dieroleh sebenarnya sering tertunda.
                Paedagogi modern bukan hanya sebatas seni mengajar saja namun mengamit dimensi sebagai seni, teori dan praktik dalam mengajar. Paedagogi yang yang efektif akan menggabungkan alternative strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki dengan dunia yang luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pebelajaran.

Bab 4
Kesimpulan
Paedagogi adalah sebuah cara pengajaran untuk anak-anak yang dimana anak-anak masih harus di bimbing dalam pembelajaranya. Pada paedagogi modern pengajaran bukan lagi sebatas seni dalam mengajar, tapi paedagogi juga menerapkan teori dan praktik dalam mengajar dam belajar. Tugas guru bukan hanya sebagai pengajar, namun juga sebagai fasilitator agar anak dapat menginformasikan ilmu pengetahuan yang mereka ketahui dan juga merangsang mereka untuk mencapai pembeljaran yang baik. Dan sisiwa juga di tuntut untuk mengembangan kemandiriannya dan inisiatif dalam memperoleh pegetahuan serta kerterampilan.
 

Bab 5
Saran
Saran kepada ibu DC agar tetap bisa mengajar lebih baik lagi. jangan terlalu banyak menunda materi. Karena sebenarnya murid-murid seharusnya sudah bisa mandiri dengan belajar sendiri dirumah. Dan juga saran untuk orang yang lebih berwenang dalam membuat dan menentukan kurikulum pembelajaran, seharusnya kurikulum pembelajaran itu di tetapkan segara menerus, jangan berubah setiap tahunnya karena pengajar dan murid juga akan merasa bingung.

Daftar Pustaka
Danim, Prof. Dr. Sudarwan. 2013. Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

Paedagogi



            pedagogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu paidos yang berarti anak, dan ago yang berarti memimpin. Jadi pedagogi itu artinya adalah proses pembelajaran yang berpusat untuk mendidik anak-anak. Terdapat perbedaan pedagogi dan pedagogik. Pedagogi adalah pendidikan yang lebih kepada praktik sebagai pengajar sedangkan pedagogik ilmu mendidik dan lebih menekannkan pada kognitifnya. Namun pada dasarnya ahli paedagogi itu belum bisa dikatakan sebagai guru dan guru juga belum tentu seorang ahli paedagogi. Pada metode pedagogi tidak ada batasan usia untuk menggunakannya karena batasannya sendiri adalah usia mental seseorang jadi tidak menutup kemungkinan orang dewasa masih menggunakan metode pedagogi.
            Konsep paling tradisional dari paedagogi bermakna suatu study tentang bagaimana menjadi guru. Menjadi guru yang hanya memberikan ilmu dan pengetahuan kepada anak. Awalnya kata paedagogi bermakna cara  bagaimana seseorang mengajr atau seni dalam mengajar. Belakangan ini istilah paedagogi secara umum diberi makna yang lebih luas, yaitu merujuk pada strategi pembelajaran, dengan titik tekan pada guru dalam emngajar.
            Paedagogi modern sekarang ini bukan lagi memposisikan paedagogi sebagai sebatas seni dalam mengajar dan mengasuh anak saja. Tapi paedagogi sebagai ilmu dan paedagogi sebagai seni sehingga paedagogi abad 21 akan mempunyai dimensi seni, teori, dan teknik mengajar dan belajar. Pada jaman sekarang guru tidak lagi hanya memberikan pelajaran kepada muridnya, namun guru merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai pembelajaran yang berhasil. Guru di tempatkan sebagi sentral dalam pembelajaran. Dalam pembelajarannya sisiwa juga di tuntut untuk mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mereka.
Kreteria guru yang baik adalah:
·         Ksatria
Mengakui kesalahan ketika kita memang melakukan kesalahan. Ketika pengajar melakukan kesalahan, dan anak-anak sadar akan kesalahan pengajar atau guru maka ia akan langsung mengakui dan minta maaf terhadap anak atau murid-murid tersebut. Hal ini pun tampak saat pengajar melakukan kesalahan ia mengatakan maaf dan bilang apa yang menjadi kesalahannya.
·         Jujur
Memberitahu siswa tentang kebenaran dan menjelaskan tindakan dengan alasan situasi.
·         Disiplin
Menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan untuk  melakukan hal yang benar dalam setiap situasi. Kita tahu menjaga sekaligus mengajar anak bukanlah hal yang mudah, disini kita harus belajar mengontrol diri, mulai dari emosi dan sikap serta dapat diandalkan
-          Penyayang
Menunujukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan profesional. Ini merupakan hal penting.
·         Integritas
Selalu melakukan apa yang dikatakan apapun konsekuensinya. Jadi, ketika pengajar mengatakan apa yang dikatakannya harus sesuai dengan apa yang dilakukan. Karena saat mengajar, pengajar adalah teladan bagi muridnya.
·         Antusias
Tampil bersemangat dan percaya pada apa yang. Ketika pengajar bersemangat maka semangat itu akan tertransfer ke murid-muridnya sehingga murid juga akan bersemangat dengan pengajar yang memerankannya dengan sangat baik
·         Motif bagus
Menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu. Kita harus ingat bahwa ketika mengajar , focus kita adalah peserta didik kita. Memang sederhana, seandainya seorang pengajar didepan tanpa sengaja membuka handphone untuk alasan tertentu ini secara tidak sengaja menganggu focus anak-anak
·         Komitmen
Menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas. Sulit ataupun mudah , repot ataupun simple suatu materi, harus dapat dikerjakan secra tuntas. Sampai tuntas tidak sekedar selesai, namun anak memang mengerti, dan pengajar memang bisa mengenai sasaran dari pembelajaran itu.

Saturday, April 5, 2014

Tugas Observasi Rancangan Pembelajaran Paedagogi


Rancangan Pembelajaran

Matakuliah : Pedagogi
Kelompok : V
Anggota Kelompok :




A.  Latar Belakang
            Dalam rancangan pembelajaran ini, kelompok meminta partisipasi dari 4 orang anak yaitu 2 laki-laki dan 2 perempuan dengan usia 3 sampai dengan 5 tahun. Dan ada 1 orang anak  yang sudah memasuki pendidikan TK.
Sesuai dengan pelajaran yang kami dapat dapat psikologi perkembangan dan psikologi anak usia dini, anak-anak pada tahap ini masih berada pada periode emas perkembangannya atau biasa disebut sebagai golden age. Menurut Hainstok (1999), pada periode emas ini, terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas pekembangan yang diharapkan muncul pada pola perilaku sehari-hari.
            Sehingga rancangan pembelajaran yang akan kami berikan adalah pembelajaran yang sesuai dengan tugas perkembangan anak-anak pada usia 4-5 tahun. Aspek yang ingin kami kembangkan dalam pembelajaran ini adalah:
Pembelajaran yang akan kami berikan pada dua kali pertemuan yang akan kami buat yaitu, pada hari pertama bagaimana cara mencuci tangan yang benar melalui 6 langkah. kemudian diikuti dengan membuat “Si pisang cantik crispy“. Pada hari kedua kami akan mengajari adik-adik yang ikut serta tadi untuk mengenal warna dan dilanjutkan dengan finger paint dimana adik-adik melukis pada potongan kain putih polos. Untuk rincian pembelajaran akan dijelaskan lebih rinci pada sekuen pembelajaran.
Sebelum kami meminta kehadiran dari anak-anak kami terlebih dahulu meminta ijin dari orangtua adik-adik tersebut dan menerangkan proses pembelajaran yang kami akan berikan.
Tabel 1.1
Perkembangan Fisik
Perkembangan Sosial
Perkembangan Emosional
Perkembangan Kognitif
·   Adanya peningkatan perkembangan otot kecil; koordinasi mata dan tangan yang berkembang dengan baik.
·   Peningkatan dalam menguasai motorik halus.
·   Pekerjaan keterampilan tangan yang semakin baik.
·   Menunjukkan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari kepercayaan terhadap diri sendiri (hasil karyanya)
·   Bermain pararel; mulai bermain permainan yang membutuhkan kerja sama.
·   Memiliki teman baik meski untuk jangka waktu yang pendek.
·   Dapat berbagi dan mengambil giliran.
·   Ingin menjadi yang nomor satu.
·      Dapat menyatakan perasaan.
·      Belajar mengenai hal-hal benar dan hal-hal salah.
·      Mulai mengembangkan pengendalian diri.
·      Mengahrgai kejutan dan peristiwa tertentu.
·   Dapat mengikuti 2-3 perintah.
·   Dapat membuat penilaian, menghitung banyaknya kesalahan yang dibuat
·   Mengetahui wana.
·   Dapat mengurutkan objek dalam urutan yang tepat.
·   Mulai menanyakan pertanyaan “mengapa” secara sering.
Intensitas pertemuan :
Pembelajaran ini akan dilakukan dalam dua kali pertemuan. Dimana dalam satu kali pertemuan dikenakan waktu selama ± 60 menit.
Tempat pelaksanaan :
Lokasinya berada sunggal tepatnya di jalan Amal Puskesmas 1 Gg. Jambu Medan.
Dirumah nenek salah seorang mahasiswa psikologi USU angkatan 2012 bernama Dian Arizka. Dimana salah seorang anak yang kami ajari adalah keponakan dari Dian.
Settingnya indoor dan outdoor
Fasilitas yang digunakan :
*      Laptop dan Speaker
Alat ini membantu kami saat menampilkan video yang nantinya membantu anak dalam proses pembelajaran.
*      Tikar,
*      Peralatan cuci tangan (ember, sabun dan gayung)
*      Peralatan melukis (cat air, air, dan piring-piring plastik; yang sudah di set aman untuk anak-anak)
*      Peralatan menghias pisang crispy (seres warna warni, selai strawberry dan blueberry)
Lay out ruangan
*      Ruang tamu.
Ruang tamu nantinya sebagai tempat awal berkumpul, perkenalan, dan tempat menonton video. Di ruangan ini cukup luas sehingga bisa dibentangkan tikar sehingga anak-anak bisa duduk dengan santai. Ruangan cukup terang dan nyaman. Ada kipas angin sehingga ruangan bisa dibuat sedikit sejuk.
*      Dapur
Berukuran sedang dan tidak terlalu sempit. Memiliki meja makan sehingga anak bisa menghias si pisang crispy di meja. Pisangnya sudah terlebih dahulu kami goreng sebelumnya, sehingga  anak-anak tersebut hanya berperan menghias pisang crispy tersebut.
*      Teras rumah
Teras rumah cukup untuk 5 orang ditambah 4 orang anak. diteras rumah akan dibentangkan tikar ketika berkreativitas dengan kegiatan finger paint. Sehingga suasana lebih lempang dan leluasa. Selain itu menghindari kotornya perabotan jika dilakukan diruang tamu.
*      Halaman rumah
Halaman rumah disini kami gunakan untuk bermain games kereta api, “ya oma ya oma” dan bernyanyi bersama dengan anak sekaligus melakukan gerakan-gerakan tubuh.
*      Kamar mandi
Bisa masuk 3 orang didalamnya namun saat proses pembelajaran cuci tangan, cara-caranya secara teoritis dan pratek sederhana dilakukan di ruang tamu melalui video animasi namun pratik sesungguhnya menggunakan sabun dan air dilakukan dikamar mandi. Karena tidak bisa sekali semua masuk maka pada adik-adik di ajarkan budaya mengantri disini.
B. Konsep Rancangan Belajar
1.         Pembagian Sekuen Pembelajaran.
*      Pertemuan I  (selama ± 60 menit)
Perkenalan
Diawali dengan pihak kami (Melva, Melfa, Andina, Novalia dan Nafia) kemudian perkenalan diri dari adik-adik yang kami minta kesediaannya untuk datang. Dilanjutkan dengan menanyakan kabar dan bernyanyi bersama. Disini kami akan bertanya lagu apa yang mereka tahu namun tetap dengan pilihan lagu anak-anak. Kami juga meminta kesedian untuk salah seorang adik yang bersedia untuk memandu gerakan lagu. Kami juga mengajak adik-adik yang lain untuk bergerak bersama. Perkenalan ini dilakukan selama ± 15 menit.
      Mencuci tangan.
      Diawali dengan video kartun singkat yang isinya mengajarkan pentingnya mencuci tangan sebelum memegang makanan dan akibatnya kalau tidak mencuci tangan yakni sakit perut. Video ini kami ambil dari media youtube. Kemudian setelah bersama-sama menonton, pengajar mengulang kembali menjelaskan makna video tersebut dan bertanya pada adik-adik jika ada yang mau bertanya. Selanjutnya kami mengajarkan praktek langsung di ruang tamu dengan gerakan dan tahap-tahapan dan proses ini berada di ruang tamu.
                        Selanjutnya secara bergiliran anak di pandu ke kamar mandi dan diajari praktek yang sesungguhnya. Dari mulai mebasuh tangan, menyabuni tangan,  gerakan agar sela-sela tangan ikut dibersikan, lalu dibilas sampai bersih kemudian di lap hingga kering dengan sapu tangan.
                        Membuat  “si pisang cantik crispy”
                        Kembali diingatkan harus mencuci tangan sebelum memegang makanan itu penting. Kemudian kami menjelaskan kegiatan apa yang akan mereka kerjakan selanjutnya yaitu menghias pisang goreng crispy. Lalu mulailah kami membagikan kepada mereka masing-masing pisang goreng crispy yang telah kami buat sebelumnya. Pengajar mengenalkan nama-nama bahan penghias dan mendemostrasikan cara menghiasnya namun tetap diberikan kebebasan anak dalam menghias sesuai keinginannya.
                        Setelah selesai sebagai bentuk respon kami menanyakan siapa yang paling cantik hasil hiasannya. Namun kami tetap menghargai semua hasil hiasan anak-anak tersebut.
                        Penutup
                        Diakhir sesi pertemuan ini kami memberikan coklat yang sudah kami bungkus kado dan beri pita kepada mereka semua sebagai apresiasi dari usaha dan semangat adik-adik yang kami ajarkan tersebut. Dan dari pihak kami sendiri, kami mengangap ini sebagai penguatan positif agar adik-adik ini masih mau datang untuk pertemuan kedua.
*      Pertemuan II (selama ± 60 menit)
Pembuka
Diawali dengan salam, menanyakan kabar adik-adik, menanyakan semangat atau enggak buat belajar hari ini. Pertemuan ini diawali dengan menonton video yang mengajarkan pengenalan akan warna. Kemudian pengajar mengulangi lagi pengenalan akan warna yang di ajarkan lewat kertas warna-warni berbentuk hati yang sudah disiapkan oleh kami dan dibagi juga pada adik-adik tersebut. Jadi sebagai bukti respon mereka ketika kami bertanya warna yang kami sebutkan mereka bisa mengangkat kertas bentuk hati dengan warna yang sesuai. Kegiatan pembuka ini dilakukan selama ± 20 menit
Finger paint”
Setelah selesai pengenalan warna diruang tamu, anak dibawa ke teras rumah untuk membuat finger paint dengan media kaos putih yang kami sediakan  sesuai dengan ukuran tubuh mereka. Jadi disediakan piring-piring berisi cat air dan pengajar menunjukkan caranya yakni dengan menciplakkan telapak tangannya ke piring plastik dan menempelkannya ke kain putih tersebut. Dan adik-adik akan diminta melakukannya. Setelah selesai menghias kaos mereka dengan cat air, tiap-tiap anak maju kedepan dan menjelaskan warna apa saja yang ada di kaos putih yang telah mereka jiplak dengan jarinya.
Mencuci tangan”
Sambil menunggu keringnya kain yang sudah dilukis kami mengingatkan kan kembali cara mencuci tangan yang benar dan melihat apakah adik-adik masih ingat dengan pengajaran di pertemuan sebelumnya. Sambil menunggu kami bermain games-games sederhana di halaman.
Penutup
Akhir sesi, kami mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan mereka dan memberi bingkisan kecil dan kain putih hasil karya mereka sebagai bentuk ucapan terima kasih dan kenang-kenangan untuk pertemuan dengan mereka serta  mengingatkan untuk tidak melupakan pelajaran yang sudah kami berikan.
2.      Pembagian Tugas Kelompok
*      Pertemuan I :
a.       Perkenalan anggota kelompok satu per satu, kemudian perkenalan diri adik-adik tersebut. (Dipandu oleh Novalia)
b.      Bernyanyi bersama dengan adik-adik. (Dipandu oleh Melfa)
c.       Menonton video kartun yang isinya mengajarkan “mencuci tangan”. Kemudian menjelaskan mengenai pentingnya cuci tangan tersebut dan bertanya kepada anak-anak tersebut. (Dipandu oleh Melfa)
d.      Mengajarkan bagaimana cuci tangan yang baik. (Dipandu oleh Melva dan Nafia Sari). Dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mendampingi dan mengawasi satu orang anak.
e.       Membuat pisang goreng crispy dan memperkenalkan nama-nama setiap bahan yang dipakai untuk menghias pisang goreng crispy. (Dipandu oleh Melfa dan Melva). Dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab mendampingi satu orang anak untuk membantu mereka menghias pisang tersebut.
f.       Penutup dengan meriview kegiatan yang telah dilakukan selama ± 1 jam, kemudian setelah meriview kami mengajak mereka untuk bernyanyi. (Dipandu oleh: Nafia Sari) Sebelum mereka pulang kami memberikan reward berupa cokelat kepada setiap anak. (Diberikan oleh masing-masing anggota kelompok kepada anak yang di dampinginya)
*      Pertemuan II :
a.       Pembuka yang diawali dengan bernyanyi dan menanyakan kabar setiap anak. dan menanyakan kegiatan apa yang dilakukan sehari sebelumnya. (Dipandu oleh Nafia Sari)
b.      Menonton video kartun yang isinya pengenalan akan warna-warna dan memadukan antara satu warna dengan warna yang lain. Kemudian pengajar menjelaskan video tersebut dan menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan video tersebut kepada anak-anak. (Dipandu oleh Melfa)
c.       Kemudian mengajarkan pengenalan warna kepada anak-anak tersebut dengan membagi-bagikan alat bantu berupa potongan kertas warna-warni berbentuk hati kepada mereka. Setelahnya mereka diajarkan mengenai semua warna yang ada di tangan mereka. Pengajar memberi pertanyaan “ini warna apa ya adik-adik?” sambil mengangkat salah satu potongan kertas warna-warni tersebut, kemudian pengajar menyuruh mereka untuk mengangkat potongan kertas warna-warni berbentuk hati yang ada di tangan mereka yang warnanya sesuai dengan kertas yang diangkat oleh pengajar. (Dipandu oleh Melfa). Dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mendampingi dan membantu setiap satu orang anak.
d.      Lalu anak-anak diajak istirahat sebentar sambil makan snack yang sudah kami siapkan. Namun sebelumnya mereka diajarkan kembali untuk mencuci tangan sebelum makan.
e.       Kemudian dilanjutkan dengan setiap anak dibagikan potongan kain putih dan pengajar menjelaskan alat dan bahan serta cara melakukan finger paint. (Dipandu oleh Melva). Dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mendampingi dan membantu setiap satu orang anak untuk melakukan finger paint.
f.       Setelah belajar figer paint anak-anak kemudian membersihkan tangannya secara bergantian. Sambil menunggu semua anak selesai mencuci tangan dan juga menunggu kain yang telah mereka lukis kering, kami mengajak mereka bernyanyi bersama. (Dipandu oleh Andina).
g.      Penutupnya dengan meriview kembali kegiatan selama ± 1 jam, lalu kembali mengingatkan mengenai semua pelajaran yang telah diajarkan selama 2 hari ini. Dan kami anggota kelompok mengucapkan terima kasih kepada anak-anak tersebut dan orangtuanya atas kerjasamanya selama 2 hari ini. Sebelum pulang, kami memberikan bingkisan kecil dan kain putih hasil karya mereka. (Dipandu oleh Novalia)
3.      Alat bantu yang digunakan :
*                  Laptop, speaker dan TV
*                  Peralatan mencuci tangan
*                  Peralatan menghias pisang (coklat, seres, selai strawberry dan blueberry)
*                  Peralatan memasak
*                  Peralatan finger paint ( kain putih, cat air,  piring plastik)
*                  Tikar
Dll
C. Proses Pembelajaran
1. Membuat skenario yang berpeluang untuk di observasi.
a.       Di hari pertama. Kami membuka kegiatan di hari pertama dengan bernyanyi bersama. Kami bertanya “kita mau nyanyi lagu apa?”, “siapa yang mau memimpin lagu di depan?”. Setelah itu kami mengajak nonton video. Kami mengajarkan mereka cara mencuci tangan yang baik dan benar lewat video dan penjelasan langsung oleh pengajar dan praktek langsung. Sebelumnya kami juga memberikan pertanyaan kepada anak-anak itu sehubungan tentang video dan cara cuci tangan. Setelah itu kami membuat kegiatan menghias pisang goreng crispy. Anak-anak diminta untuk menghias pisang gorang crispy sesuai kreativitas mereka. Setelah meriview kami mengajak mereka untuk bernyanyi.
b.      Di hari kedua. Pembuka kegiatan kami awali dengan bernyanyi dan menanyakan kabar setiap anak. dan menanyakan kegiatan apa yang dilakukan sehari sebelumnya. Kami meminta respon tiap anak. Lalu kami mengajarkan pengenalan warna-warna dan memadukan antara satu warna dengan warna yang lain lewat video dan penjelasan pengajar serta lewat pertanyaan yang kami ajukan berhubungan dengan video tersebut kepada anak-anak. Pengajar memberi pertanyaan “ini warna apa ya adik-adik?” sambil mengangkat salah satu potongan kertas warna-warni tersebut, kemudian pengajar menyuruh mereka untuk mengangkat potongan kertas warna-warni berbentuk hati yang ada di tangan mereka yang warnanya sesuai dengan kertas yang diangkat oleh pengajar. Kemudian dilanjutkan dengan setiap anak melakukan finger paint sesuai kreativitas mereka setelah mereka diajarkan mengetahui warna-warna tadi. Sebagai penutup kegiatan kami meriview kembali kegiatan sepanjang hari itu. Lalu kembali mengingatkan mengenai semua pelajaran yang telah diajarkan selama 2 hari ini lewat tanya jawab.
2. Apa yang menjadi objek observasi
Komunikasi
ü  Kontak mata
a.       Ikram:
Ikram adalah anak yang sudah bisa berkonsentrasi pada sesuatu. Sewaktu kegiatan berlangsung, Ikram memperhatikan kami dengan serius. Dimana konsentrasi dan matanya tetap tertuju pada apa yang kami ajarkan atau kami tunjukkan. Dia sudah bisa memfokuskan pikirannya akan suatu hal yang kami ajarkan walaupun konsentrasinya hanya beberapa menit ketika kami menunjukkan sesuatu. Ikram juga sudah mampu membangun kontak mata dengan orang lain. Contohnya ketika pertama kali saya bertemu dengan dia, kemudian saya menanyakan namanya sambil tersenyum dia menatap mata saya dengan mata berbinar-binar. Begitu juga ketika kita berbicara atau mengajukan pertanyaan kepadanya, dia akan menatap orang tersebut.
Pada hari pertama, ketika Ikram datang ke tempat kami melakukan kegiatan, Ikram terlihat malu-malu sehingga suka menunduk dan menghindari kontak mata. Namun ketika kami memulai kegiatan dengan perkenalan dan menyanyi bersama, disitulah baru Ikram mulai berani untuk menatap lawan bicaranya.
Pada hari kedua, ketika Ikram datang dia terlihat lebih bersemangat dan tidak lagi malu-malu. Kami langsung menyapanya dan menanyakan kabarnya, dia langsung menatap kami satu persatu dengan tatapan sopan dan hangat. Kemudian kami memulai kegiatan kami yaitu nonton video mengenai pengenalan warna, Ikram sangat antusias sekali terutama saat menonton video tersebut yang berdurasi sekitar 2 menit, tatapan Ikram tetap tertuju fokus kepada video tersebut.
b.      Nazwa:
Nazwa adalah anak yang tidak begitu fokus dengan apa yang kami ajarkan, hal ini dikarenakan ia masih berumur 3 tahun dan belum begitu mengerti dengan apa yang kami katakan. Dalam mengajar Nazwa, kami harus memberikan cara yang lebih sederhana dan harus lebih perlahan menjelaskannya. Nazwa selama kegiatan terus didampingi oleh pendamping yaitu Novalia. Nazwa masih sangat susah untuk melakukan kontak mata. Contohnya ketika pertama kali kami bertemu, kami menanyakan namanya dan Nazwa menjawab namanya namun dia tidak menatap langung lawan bicaranya karena dia menaruh fokus matanya untuk melihat benda yang sedang dipegang oleh orang yang ada di sebelahnya.
      Pada hari pertama, ketika kami memulai kegiatan kami dengan menyanyi disitulah Nazwa terlihat sangat antusias. Dia bertepuk tangan sambil menyanyi “pelangi-pelangi, naik kereta api”. Kemudian ketika kami masuk ke kegiatan kami yang berikutnya yaitu menonton video bertema cuci tangan, Nazwa terlihat hanya tertarik pada laptop yang kami gunakan, dia kurang memperhatikan gambar-gambar dan penjelasan pengajar saat itu.
      Pada hari kedua, ketika kami memulai kegiatan kami di hari itu Nazwa terlihat lebih nyaman lagi dan mulai membangun kontak matanya dengan pengajar, pendamping, dan ketiga temannya. Selama mengikuti kegiatan dihari itu contohnya finger paint, Nazwa sangat terlihat antusias dan menaruh fokus matanya kepada alat dan bahan yang diberikan padanya.
c.       Rafli:
Rafli adalah anak yang hampir sama seperti Ikram, dia sudah bisa membangun kontak mata yang baik dengan orang lain. Hampir seluruh perhatiannya sudah bisa tertuju kepada kami, namun terkadang Rafli suka hilang fokus ketika ada orang lain yang lebih menarik perhatiannya. Ketika pertama kali kami bertemu, kami menanyakan namanya dan dia sudah bisa menjawab sambil menatap orang yang bertanya kepadanya.
Pada hari pertama, ketika kami memulai kegiatan dengan bernyanyi Rafli terlihat antusias dan bisa fokus pada apa yang kami ajarkan. Ketika kami menonton video tentang cara mencuci tangan dia benar-benar fokus terhadap video tersebut.
Di hari kedua Rafli juga terlihat antusias dan fokus, namun konsentrasi dan kontak matanya kurang baik dari sehari yang lalu dikarenakan dalam kegiatan itu kakaknya berada disampingnya, dan ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan kakaknya.
d.      Alya:
Alya adalah anak yang paling serius memperhatikan kami saat kegiatan. dia sudah bisa membangun kontak mata dan konsentrasi terhadap sesuatu hal. Ketika pertama kali kami bertemu dia sangat pemalu dan menghindari kami. Namun beberapa menit kami melakukan pendekatan dia sudah mampu membangun kontak mata dengan baik terhadap kami.
Pada hari pertama ketika kami memulai kegiatan dihari itu dengan menyanyi bersama-sama, dia sudah mampu membangun komunikasi dengan pendamping, pengajar, dan teman-temannya. Ketika kami mengajari cara menghias pisang crispy dan menjelaskan alat dan bahan, dia serius mendengarkan penjelasan pengajar dan serius juga ketika melakukan kegiatan menghias itu.
Pada hari kedua, kami memulai kegiatan namun Alya kembali malu-malu dan kurang berani untuk membangun kontak mata. Namun kembali setelah beberapa menit, dia sudah dapat berbaur dan membangun kontak mata dengan orang lain. Ketika kami menonton video bertema belajar tentang warna, dia sudah kembali berkonsentrasi menonton video itu bersama-sama dengan temannya. Lalu ketika pengajar bertanya kepada dia, dia fokus mendengarkan pengajar dan kontak matanya tetap lekat kepada pengajar sehingga dia mampu menjawab pertanyaan si pengajar.
ü  Body language
a.       Ikram:
Ikram adalah anak yang selalu merespon setiap kegiatan yang dilakukan dengan baik, dimana sewaktu kami menanyakan kembali apa yang baru kami jelaskan, ia langsung mengangkat tangannya dan menjawabnya sesuai dengan apa yang dia pahami. Selama mengikuti kegiatan, Ikram duduk dengan tertib, tidak hiperaktif. Dan juga dia membangun interaksi dengan temannya, terutama dengan Rafli. Ikram anak yang sopan dan selama mengerjakan tugas yang diberikan dia mengerjakannya dengan baik dan tidak menggangu temannya yang juga sedang mengerjakan, meskipun ketika dia sudah selesai duluan. Dari mimic wajah, Ikram menunjukkan wajah ramah dan tenang, dia tidak merasa bosan selama jalannya kegiatan.
b.      Nazwa:
Nazwa adalah  anak yang lincah, dan aktif bergerak. Hal ini terlihat dari posisi duduknya yang tidak beraturan. Dan juga Nazwa sulit untuk membangun interaksi dengan orang lain, dia mau bermain bersama dengan temannya tetapi dia sibuk dengan dunianya sendiri. Ini dikarenakan juga usianya yang masih kecil yaitu 3 tahun. Dan ia juga belum begitu mengerti dengan apa yang kami katakan, walaupun begitu ia tetap bisa melakukan kegiatan yang kami arahkan dengan dibantu oleh kakaknya dan dari salah satu anggota kelompok.
c.       Rafli: ia anak yang pendiam, jika ditanya ia pasti malu-malu dan tersenyum.
d.      Alya : ia juga anak yang pendiam  dan malu-malu
ü      Pilihan kata dan kalimat.
Harapannya adalah ketika kata atau kalimat itu disampaikan, anak-anak dapat paham makna dari apa yang disampaikan pengajar. Bahasa yang dipilih haruslah bahasa yang tidak baku dan anak-anak paham makna yang ingin disampaikan pengajar. Jangan menggunakan bahasa-bahasa yang asing baginya.
Respon Audience (siswa)
 Secara keseluruhan respon dari anak-anak yang kami ajari selama kegiatan baik di hari pertama dan hari kedua memberikan respon yang baik. Mereka tampak bersemangat dan antusias mengikuti proses pembelajaran.walau di awal pertemuan mereka masih malu-malu tapi di menit berikutnya mereka mulai merespon tanpa harus pertanyaan itu di tujukan langsung kepada salah seorang dari mereka. Posisi kami sebagai pendamping yang ada di dekat mereka memberikan semangat berupa dorongan bahwa mereka bisa menjawab pertanyaan yang diberika oleh pengajar. Hal ini menjadi dorongan bagi mereka untuk langsung merespon saat pertanyaan diberikan . mereka berlomba-lonba untuk menjawab pertanyaan. Hal ini juga dipengaruhi oleh penghargaan dari kami berupa tepuk tangan dan pujian ketika mereka bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Anak yang menonjol dari keempat anak tersebut adalah Ikram yang selalu merepon dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Namun anak-anak lain juga tidak kalah aktif dalam menjawab pertanyaan.
C. Evaluasi
Paedagogi berasal dari bahasa Yunani "paedagogia" dimana pais, genitif, paidos berarti "anak" dan ago berarti "memimpin"; sehingga secara harfiah paedagogi berarti "memimpin anak". Sesuai dengan makna kata pedagogi sendiri bahwa, ketika kami mengajar anak-anak, salah seorang dari kami yang menjadi pengajarlah yang memimpin anak-anak dalam proses pembelajaran.
Karakter Pribadi Guru
-          Ksatria
Mengakui kesalahan ketika memang melakukannya. Ketika pengajar melakukan kesalahan, dan anak-anak sadar akan kesalahan pengajar atau guru maka ia akan  mengakui dan minta maaf. Hal ini pun tampak saat pengajar melakukan kesalahan ia mengatakan maaf dan bilang apa yang menjadi kesalahannya.
-          Jujur
Memberitahu siswa tentang kebenaran dan menjelaskan tindakan dengan alasan situasi. Ketika rafli belum mencuci tangan dan hendak makan, pengajar mengingatkan bahwa hal itu tidak baik dan menjelaskan alasannya. Namun ketika menegurnya dengan kasih, yaitu tidak membuatnya merasa terpojok di depan teman-temannya.
-          Disiplin
Menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan untuk  melakukan hal yang benar dalam setiap situasi. Kita tahu menjaga sekaligus mengajar anak bukanlah hal yang mudah, disini kita harus belajar mengontrol diri, mulai dari emosi dan sikap serta dapat diandalkan. Anak-anak yang kami ajarkan termasuk anak-anak yang tidak terlalu repot diatur sehingga control diri yang kami lakukan tidak terlalu berat walau memang perasaan lelah itu ada.
-          Penyayang
Menunujukkan diri benar-benar pedulidengan siswa secara pribadi dan profesional. Ini merupakan hal penting. Kami peduli dengan anak-anak yang kami ajari bukan karena hanya sekedar agar nilai tugas yang kami dapatkan kelak baik, tapi karena kami semua menyukai anak-anak. Harapannya adalah bahwa apa yang kami ajari dapat jadi pelajaran berharga, walau hanya dalam waktu yang singkat.
-          Integritas
Selalu melakukan apa yang dikatakan apapun konsekuensinya. Jadi, ketika pengajar mengatakan apa yang dikatakannya harus sesuai dengan apa yang dilakukan. Karena saat mengajar, pengajar adalah teladan bagi muridnya.
-          Antusias
Tampil bersemangat dan percaya pada apa yang diajarkan benar-benar bermaslahat untuk hidup. Ketika pengajar bersemangat maka semangat itu akan tertransfer ke murid-muridnya sehingga murid juga akan bersemangat dna pengajar memerankannya dengan sangat baik. Dan dari hasil observasi kami, pengajar sudah melakukannya dengan baik.
-          Motif bagus
Menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu. Kita harus ingat bahwa ketika mengajar , focus kita adalah peserta didik kita. Memang sederhana, seandainya seorang pengajar didepan tanpa sengaja membuka handphone untuk alasan tertentu ini secara tidak sengaja menganggu focus anak-anak. Kami yang saat jadi pengajar, kami tidak melakukan hal ini. Tapi beda  halnya dengan pendamping, beberapa kami kadang tanpa sengaja mengeluarkan handphone, dan sadar-tidak sadar itu mengganggu perhatian anak walau sangat sebentar.
-          Komitmen
Menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas. Sulit ataupun mudah , repot ataupun simple suatu materi, harus dapat dikerjakan secra tuntas. Sampai tuntas tidak sekedar selesai, namun anak memang mengerti, dan pengajar memang bisa mengenai sasaran dari pembelajaran itu. Yakni; secara mandiri anak bisa mencuci tangan dengan benar dan ingat sebelum makan mereka harus mencuci tangan, mengenal warna, bersosialisasi dengan temannya, dan sabar menunggu giliran.
Secara keseluruhan pengajar sudah  berusaha memenuhi karakter pribadi seorang  pengajar. Walau belum sempurna , secara keseluruhan menurut kelompok kami sudah baik.  Dan untuk penampilan sebagai seorang pengajar, terlebih dahulu pengajar memang sudah melakukan persiapan dan hal ini jelas yakni sebelum mengajar kami memberikan waktu pada pengajar latihan dan menyampaikan saran untuk mana yang sebaiknya di perbaiki. Walau pada saat proses pembelajarannya pengajar juga melakukan improvisasi. Proses pembelajaran juga sudah cukup terorganisir walau pada hari pertama agak kelebihan  sedikit waktu karena ada beberapa kendala, sehingga kami kurang dalam point kecepatan. Memang kami tidak pernah membiarkan anak-anak menunggu tapi hari pertama kami melebihi batas waktu. Konsisten, dimana saat mengajar tidak ada emosi yang tidak terkontrol jadi tidak membebani perasaan anak. Sikap fleksibel, ketika anak-anak diberikan contoh dan tidak mengikutinyaa secara keseluruhan, kami tidak menyalahkan, hal ini tampak saat menghias pisang goreng kami member anak berkreasi sesuai keinginannya. Lingkungan belajar, ini menjadi sedikit kendala bagi kami. Memang suasana yang ada saat itu adalah suassana yang santai dan tidak kaku, namun beberapa orangtua berkumpul juga disitu ikut menonton dan kadang bersuara memanggil nama anaknya sehingga mengganggu sedikit proses pembelajaran.
Banyak kendala yang kami hadapain memang, terutama di hari pertama, yakni;
1.      Hari pertama anak-anak yang hendak kami jemput ada yang pergi sehingga dia telat hadir dan ketinggalan beberapa menit proses pembelajaran. Dan ketika ia datang, kami harus mengulang sedikit tentang pembelajaran yang terlewatkan oleh anak yang terlambat tersebut.
2.      Waktu, untuk hari pertama kami melebihi batas waktu yang ada. Sehingga tidak sesuai dengan yang direncanakan. Bersyukur, karena dari yang kami lihat, anak-anak tetap menikmatinya dan tidak bosan.
3.      Saat mencuci kamar tangan kami tidak ke kamar mandi. Karena agak gelap dan tidak terlalu leluasa. Sehingga kami mmbuatnya dihalaman dengan mengangkat ember berisi air dan mencuci tangan di halaman.
4.      Penonton saat proses pembelajaran terjadi. Beberapa orangtua di hari terakhir lumayan ramai melihat anaknya. Menurut kami sendiri ini sedikit menganggu. Walau wajar orangtua ingin tahu bagaimana proses pembelajaran yang kami lakukan.
5.      Penyesuaian jadwal untuk sama-sama diskusi dalam kelompok agak sulit.
Saran :
1.      Lebih aktif lagi berkomunikasi dengan orangtua anak sebelum proses pembelajaran dimulai .
2.      Displin terhadap waktu dan lebih persiapan lagi
3.      Memperhatikan fasilitas yang ada dengan lebih cermat sebelum memulai pembelajaran
4.      Pengajar lebih siap lagi, semakin banyak menggunakan referensi mengajar yang baik.
5.      Lebih disiplin waktu