Rancangan Pembelajaran
Matakuliah : Pedagogi
Kelompok : V
Anggota Kelompok :
A. Latar Belakang
Dalam rancangan pembelajaran ini, kelompok
meminta partisipasi dari 4 orang anak yaitu 2 laki-laki dan 2 perempuan dengan
usia 3 sampai dengan 5 tahun. Dan ada 1 orang anak yang sudah memasuki pendidikan TK.
Sesuai dengan pelajaran yang kami dapat dapat
psikologi perkembangan dan psikologi anak usia dini, anak-anak pada tahap ini
masih berada pada periode emas perkembangannya atau biasa disebut sebagai golden age. Menurut Hainstok (1999), pada
periode emas ini, terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga
anak siap merespon dan mewujudkan semua tugas-tugas pekembangan yang diharapkan
muncul pada pola perilaku sehari-hari.
Sehingga rancangan pembelajaran yang akan
kami berikan adalah pembelajaran yang sesuai dengan tugas perkembangan
anak-anak pada usia 4-5 tahun. Aspek yang ingin kami kembangkan dalam
pembelajaran ini adalah:
Pembelajaran yang akan kami berikan pada dua
kali pertemuan yang akan kami buat yaitu, pada hari pertama bagaimana cara mencuci
tangan yang benar melalui 6 langkah. kemudian diikuti dengan membuat “Si pisang
cantik crispy“. Pada hari kedua kami akan mengajari adik-adik yang ikut serta
tadi untuk mengenal warna dan dilanjutkan dengan finger paint dimana adik-adik
melukis pada potongan kain putih polos. Untuk rincian pembelajaran akan
dijelaskan lebih rinci pada sekuen pembelajaran.
Sebelum kami meminta kehadiran dari anak-anak
kami terlebih dahulu meminta ijin dari orangtua adik-adik tersebut dan
menerangkan proses pembelajaran yang kami akan berikan.
Tabel 1.1
Perkembangan Fisik
|
Perkembangan Sosial
|
Perkembangan Emosional
|
Perkembangan Kognitif
|
·
Adanya peningkatan perkembangan otot kecil;
koordinasi mata dan tangan yang berkembang dengan baik.
·
Peningkatan dalam menguasai motorik halus.
·
Pekerjaan keterampilan tangan yang semakin baik.
|
·
Menunjukkan suatu
pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari kepercayaan terhadap diri
sendiri (hasil karyanya)
·
Bermain pararel;
mulai bermain permainan yang membutuhkan kerja sama.
·
Memiliki teman
baik meski untuk jangka waktu yang pendek.
·
Dapat berbagi dan
mengambil giliran.
·
Ingin menjadi
yang nomor satu.
|
·
Dapat menyatakan
perasaan.
·
Belajar mengenai
hal-hal benar dan hal-hal salah.
·
Mulai
mengembangkan pengendalian diri.
·
Mengahrgai kejutan
dan peristiwa tertentu.
|
·
Dapat mengikuti
2-3 perintah.
·
Dapat membuat
penilaian, menghitung banyaknya kesalahan yang dibuat
·
Mengetahui wana.
·
Dapat mengurutkan
objek dalam urutan yang tepat.
·
Mulai menanyakan
pertanyaan “mengapa” secara sering.
|
Intensitas pertemuan :
Pembelajaran ini akan dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Dimana dalam satu kali pertemuan dikenakan waktu selama ± 60
menit.
Tempat
pelaksanaan :
Lokasinya berada sunggal tepatnya di jalan Amal
Puskesmas 1 Gg. Jambu Medan.
Dirumah nenek salah seorang mahasiswa
psikologi USU angkatan 2012 bernama Dian Arizka. Dimana salah seorang anak yang
kami ajari adalah keponakan dari Dian.
Settingnya indoor dan outdoor
Fasilitas
yang digunakan :
Laptop
dan Speaker
Alat ini membantu kami saat menampilkan video yang nantinya membantu
anak dalam proses pembelajaran.
Tikar,
Peralatan
cuci tangan (ember, sabun dan gayung)
Peralatan
melukis (cat air, air, dan piring-piring plastik; yang sudah di set aman untuk
anak-anak)
Peralatan
menghias pisang crispy (seres warna warni, selai strawberry dan blueberry)
Lay out ruangan
Ruang
tamu.
Ruang tamu nantinya sebagai tempat awal berkumpul, perkenalan, dan
tempat menonton video. Di ruangan ini cukup luas sehingga bisa dibentangkan
tikar sehingga anak-anak bisa duduk dengan santai. Ruangan cukup terang dan
nyaman. Ada kipas angin sehingga ruangan bisa dibuat sedikit sejuk.
Dapur
Berukuran sedang dan tidak terlalu sempit. Memiliki meja makan sehingga
anak bisa menghias si pisang crispy di meja. Pisangnya sudah terlebih dahulu
kami goreng sebelumnya, sehingga anak-anak
tersebut hanya berperan menghias pisang crispy tersebut.
Teras
rumah
Teras rumah cukup untuk 5 orang ditambah 4 orang anak. diteras rumah
akan dibentangkan tikar ketika berkreativitas dengan kegiatan finger paint.
Sehingga suasana lebih lempang dan leluasa. Selain itu menghindari kotornya
perabotan jika dilakukan diruang tamu.
Halaman
rumah
Halaman rumah disini kami gunakan untuk bermain games kereta api, “ya
oma ya oma” dan bernyanyi bersama dengan anak sekaligus melakukan
gerakan-gerakan tubuh.
Kamar
mandi
Bisa masuk 3 orang didalamnya namun saat proses pembelajaran cuci
tangan, cara-caranya secara teoritis dan pratek sederhana dilakukan di ruang
tamu melalui video animasi namun pratik sesungguhnya menggunakan sabun dan air
dilakukan dikamar mandi. Karena tidak bisa sekali semua masuk maka pada
adik-adik di ajarkan budaya mengantri disini.
B.
Konsep Rancangan Belajar
1.
Pembagian
Sekuen Pembelajaran.
Pertemuan I
(selama ± 60 menit)
Perkenalan
Diawali dengan pihak kami (Melva, Melfa, Andina, Novalia dan Nafia)
kemudian perkenalan diri dari adik-adik yang kami minta kesediaannya untuk
datang. Dilanjutkan dengan menanyakan kabar dan bernyanyi bersama. Disini kami
akan bertanya lagu apa yang mereka tahu namun tetap dengan pilihan lagu
anak-anak. Kami juga meminta kesedian untuk salah seorang adik yang bersedia
untuk memandu gerakan lagu. Kami juga mengajak adik-adik yang lain untuk bergerak
bersama. Perkenalan ini dilakukan selama ± 15 menit.
Mencuci tangan.
Diawali dengan video kartun singkat yang isinya
mengajarkan pentingnya mencuci tangan sebelum memegang makanan dan akibatnya
kalau tidak mencuci tangan yakni sakit perut. Video ini kami ambil dari media
youtube. Kemudian setelah bersama-sama menonton, pengajar mengulang kembali menjelaskan
makna video tersebut dan bertanya pada adik-adik jika ada yang mau bertanya.
Selanjutnya kami mengajarkan praktek langsung di ruang tamu dengan gerakan dan
tahap-tahapan dan proses ini berada di ruang tamu.
Selanjutnya
secara bergiliran anak di pandu ke kamar mandi dan diajari praktek yang
sesungguhnya. Dari mulai mebasuh tangan, menyabuni tangan, gerakan agar sela-sela tangan ikut dibersikan,
lalu dibilas sampai bersih kemudian di lap hingga kering dengan sapu tangan.
Membuat
“si pisang cantik crispy”
Kembali
diingatkan harus mencuci tangan sebelum memegang makanan itu penting. Kemudian
kami menjelaskan kegiatan apa yang akan mereka kerjakan selanjutnya yaitu
menghias pisang goreng crispy. Lalu mulailah kami membagikan kepada mereka
masing-masing pisang goreng crispy yang telah kami buat sebelumnya. Pengajar
mengenalkan nama-nama bahan penghias dan mendemostrasikan cara menghiasnya
namun tetap diberikan kebebasan anak dalam menghias sesuai keinginannya.
Setelah
selesai sebagai bentuk respon kami menanyakan siapa yang paling cantik hasil
hiasannya. Namun kami tetap menghargai semua hasil hiasan anak-anak tersebut.
Penutup
Diakhir
sesi pertemuan ini kami memberikan coklat yang sudah kami bungkus kado dan beri
pita kepada mereka semua sebagai apresiasi dari usaha dan semangat adik-adik
yang kami ajarkan tersebut. Dan dari pihak kami sendiri, kami mengangap ini
sebagai penguatan positif agar adik-adik ini masih mau datang untuk pertemuan
kedua.
Pertemuan II (selama ± 60 menit)
Pembuka
Diawali dengan salam, menanyakan kabar adik-adik, menanyakan semangat
atau enggak buat belajar hari ini. Pertemuan ini diawali dengan menonton video
yang mengajarkan pengenalan akan warna. Kemudian pengajar mengulangi lagi
pengenalan akan warna yang di ajarkan lewat kertas warna-warni berbentuk hati yang
sudah disiapkan oleh kami dan dibagi juga pada adik-adik tersebut. Jadi sebagai
bukti respon mereka ketika kami bertanya warna yang kami sebutkan mereka bisa
mengangkat kertas bentuk hati dengan warna yang sesuai. Kegiatan pembuka ini
dilakukan selama ± 20 menit
“Finger paint”
Setelah selesai pengenalan warna diruang tamu, anak dibawa ke teras
rumah untuk membuat finger paint dengan media kaos putih yang kami
sediakan sesuai dengan ukuran tubuh
mereka. Jadi disediakan piring-piring berisi cat air dan pengajar menunjukkan
caranya yakni dengan menciplakkan telapak tangannya ke piring plastik dan
menempelkannya ke kain putih tersebut. Dan adik-adik akan diminta melakukannya.
Setelah selesai menghias kaos mereka dengan cat air, tiap-tiap anak maju
kedepan dan menjelaskan warna apa saja yang ada di kaos putih yang telah mereka
jiplak dengan jarinya.
“Mencuci tangan”
Sambil menunggu keringnya kain yang sudah dilukis kami mengingatkan kan
kembali cara mencuci tangan yang benar dan melihat apakah adik-adik masih ingat
dengan pengajaran di pertemuan sebelumnya. Sambil menunggu kami bermain
games-games sederhana di halaman.
Penutup
Akhir sesi, kami mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan mereka dan
memberi bingkisan kecil dan kain putih hasil karya mereka sebagai bentuk ucapan
terima kasih dan kenang-kenangan untuk pertemuan dengan mereka serta mengingatkan untuk tidak melupakan pelajaran
yang sudah kami berikan.
2. Pembagian Tugas Kelompok
Pertemuan
I :
a.
Perkenalan
anggota kelompok satu per satu, kemudian perkenalan diri adik-adik tersebut.
(Dipandu oleh Novalia)
b.
Bernyanyi
bersama dengan adik-adik. (Dipandu oleh Melfa)
c.
Menonton
video kartun yang isinya mengajarkan “mencuci tangan”. Kemudian menjelaskan
mengenai pentingnya cuci tangan tersebut dan bertanya kepada anak-anak
tersebut. (Dipandu oleh Melfa)
d.
Mengajarkan
bagaimana cuci tangan yang baik. (Dipandu oleh Melva dan Nafia Sari). Dimana
setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mendampingi dan mengawasi satu
orang anak.
e.
Membuat
pisang goreng crispy dan memperkenalkan nama-nama setiap bahan yang dipakai
untuk menghias pisang goreng crispy. (Dipandu oleh Melfa dan Melva). Dimana
setiap anggota kelompok bertanggung jawab mendampingi satu orang anak untuk
membantu mereka menghias pisang tersebut.
f.
Penutup
dengan meriview kegiatan yang telah dilakukan selama ± 1 jam, kemudian setelah
meriview kami mengajak mereka untuk bernyanyi. (Dipandu oleh: Nafia Sari)
Sebelum mereka pulang kami memberikan reward berupa cokelat kepada setiap anak.
(Diberikan oleh masing-masing anggota kelompok kepada anak yang di dampinginya)
Pertemuan
II :
a.
Pembuka
yang diawali dengan bernyanyi dan menanyakan kabar setiap anak. dan menanyakan
kegiatan apa yang dilakukan sehari sebelumnya. (Dipandu oleh Nafia Sari)
b.
Menonton
video kartun yang isinya pengenalan akan warna-warna dan memadukan antara satu
warna dengan warna yang lain. Kemudian pengajar menjelaskan video tersebut dan
menanyakan pertanyaan yang berhubungan dengan video tersebut kepada anak-anak.
(Dipandu oleh Melfa)
c.
Kemudian
mengajarkan pengenalan warna kepada anak-anak tersebut dengan membagi-bagikan
alat bantu berupa potongan kertas warna-warni berbentuk hati kepada mereka.
Setelahnya mereka diajarkan mengenai semua warna yang ada di tangan mereka. Pengajar
memberi pertanyaan “ini warna apa ya adik-adik?” sambil mengangkat salah satu
potongan kertas warna-warni tersebut, kemudian pengajar menyuruh mereka untuk
mengangkat potongan kertas warna-warni berbentuk hati yang ada di tangan mereka
yang warnanya sesuai dengan kertas yang diangkat oleh pengajar. (Dipandu oleh
Melfa). Dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mendampingi dan
membantu setiap satu orang anak.
d.
Lalu
anak-anak diajak istirahat sebentar sambil makan snack yang sudah kami siapkan.
Namun sebelumnya mereka diajarkan kembali untuk mencuci tangan sebelum makan.
e.
Kemudian
dilanjutkan dengan setiap anak dibagikan potongan kain putih dan pengajar
menjelaskan alat dan bahan serta cara melakukan finger paint. (Dipandu oleh Melva).
Dimana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mendampingi dan membantu
setiap satu orang anak untuk melakukan finger paint.
f.
Setelah
belajar figer paint anak-anak kemudian membersihkan tangannya secara
bergantian. Sambil menunggu semua anak selesai mencuci tangan dan juga menunggu
kain yang telah mereka lukis kering, kami mengajak mereka bernyanyi bersama.
(Dipandu oleh Andina).
g.
Penutupnya
dengan meriview kembali kegiatan selama ± 1 jam, lalu kembali mengingatkan
mengenai semua pelajaran yang telah diajarkan selama 2 hari ini. Dan kami
anggota kelompok mengucapkan terima kasih kepada anak-anak tersebut dan
orangtuanya atas kerjasamanya selama 2 hari ini. Sebelum pulang, kami
memberikan bingkisan kecil dan kain putih hasil karya mereka. (Dipandu oleh Novalia)
3. Alat bantu yang digunakan :
Laptop,
speaker dan TV
Peralatan
mencuci tangan
Peralatan
menghias pisang (coklat, seres, selai strawberry dan blueberry)
Peralatan
memasak
Peralatan
finger paint ( kain putih, cat air,
piring plastik)
Tikar
Dll
C. Proses Pembelajaran
1. Membuat skenario yang berpeluang untuk di
observasi.
a.
Di hari
pertama. Kami membuka kegiatan di hari pertama dengan bernyanyi bersama. Kami
bertanya “kita mau nyanyi lagu apa?”, “siapa yang mau memimpin lagu di depan?”.
Setelah itu kami mengajak nonton video. Kami mengajarkan mereka cara mencuci
tangan yang baik dan benar lewat video dan penjelasan langsung oleh pengajar dan
praktek langsung. Sebelumnya kami juga memberikan pertanyaan kepada anak-anak
itu sehubungan tentang video dan cara cuci tangan. Setelah itu kami membuat kegiatan
menghias pisang goreng crispy. Anak-anak diminta untuk menghias pisang gorang
crispy sesuai kreativitas mereka. Setelah meriview kami mengajak mereka untuk
bernyanyi.
b.
Di hari
kedua. Pembuka kegiatan kami awali dengan bernyanyi dan menanyakan kabar setiap
anak. dan menanyakan kegiatan apa yang dilakukan sehari sebelumnya. Kami
meminta respon tiap anak. Lalu kami mengajarkan pengenalan warna-warna dan
memadukan antara satu warna dengan warna yang lain lewat video dan penjelasan
pengajar serta lewat pertanyaan yang kami ajukan berhubungan dengan video
tersebut kepada anak-anak. Pengajar memberi pertanyaan “ini warna apa ya
adik-adik?” sambil mengangkat salah satu potongan kertas warna-warni tersebut,
kemudian pengajar menyuruh mereka untuk mengangkat potongan kertas warna-warni
berbentuk hati yang ada di tangan mereka yang warnanya sesuai dengan kertas
yang diangkat oleh pengajar. Kemudian dilanjutkan dengan setiap anak melakukan
finger paint sesuai kreativitas mereka setelah mereka diajarkan mengetahui
warna-warna tadi. Sebagai penutup kegiatan kami meriview kembali kegiatan
sepanjang hari itu. Lalu kembali mengingatkan mengenai semua pelajaran yang
telah diajarkan selama 2 hari ini lewat tanya jawab.
2.
Apa yang menjadi objek observasi
Komunikasi
ü Kontak mata
a.
Ikram:
Ikram adalah anak yang sudah bisa berkonsentrasi pada sesuatu. Sewaktu
kegiatan berlangsung, Ikram memperhatikan kami dengan serius. Dimana
konsentrasi dan matanya tetap tertuju pada apa yang kami ajarkan atau kami
tunjukkan. Dia sudah bisa memfokuskan pikirannya akan suatu hal yang kami ajarkan
walaupun konsentrasinya hanya beberapa menit ketika kami menunjukkan sesuatu.
Ikram juga sudah mampu membangun kontak mata dengan orang lain. Contohnya
ketika pertama kali saya bertemu dengan dia, kemudian saya menanyakan namanya
sambil tersenyum dia menatap mata saya dengan mata berbinar-binar. Begitu juga
ketika kita berbicara atau mengajukan pertanyaan kepadanya, dia akan menatap
orang tersebut.
Pada hari pertama, ketika Ikram datang ke tempat kami melakukan
kegiatan, Ikram terlihat malu-malu sehingga suka menunduk dan menghindari
kontak mata. Namun ketika kami memulai kegiatan dengan perkenalan dan menyanyi
bersama, disitulah baru Ikram mulai berani untuk menatap lawan bicaranya.
Pada hari kedua, ketika Ikram datang dia terlihat lebih bersemangat dan
tidak lagi malu-malu. Kami langsung menyapanya dan menanyakan kabarnya, dia
langsung menatap kami satu persatu dengan tatapan sopan dan hangat. Kemudian
kami memulai kegiatan kami yaitu nonton video mengenai pengenalan warna, Ikram
sangat antusias sekali terutama saat menonton video tersebut yang berdurasi
sekitar 2 menit, tatapan Ikram tetap tertuju fokus kepada video tersebut.
b.
Nazwa:
Nazwa adalah anak yang tidak begitu fokus dengan apa yang kami ajarkan, hal
ini dikarenakan ia masih berumur 3 tahun dan belum begitu mengerti dengan apa
yang kami katakan. Dalam mengajar Nazwa, kami harus memberikan cara yang lebih
sederhana dan harus lebih perlahan menjelaskannya. Nazwa selama kegiatan terus
didampingi oleh pendamping yaitu Novalia. Nazwa masih sangat susah untuk
melakukan kontak mata. Contohnya ketika pertama kali kami bertemu, kami
menanyakan namanya dan Nazwa menjawab namanya namun dia tidak menatap langung
lawan bicaranya karena dia menaruh fokus matanya untuk melihat benda yang
sedang dipegang oleh orang yang ada di sebelahnya.
Pada hari pertama, ketika
kami memulai kegiatan kami dengan menyanyi disitulah Nazwa terlihat sangat
antusias. Dia bertepuk tangan sambil menyanyi “pelangi-pelangi, naik kereta
api”. Kemudian ketika kami masuk ke kegiatan kami yang berikutnya yaitu
menonton video bertema cuci tangan, Nazwa terlihat hanya tertarik pada laptop
yang kami gunakan, dia kurang memperhatikan gambar-gambar dan penjelasan
pengajar saat itu.
Pada hari kedua, ketika kami
memulai kegiatan kami di hari itu Nazwa terlihat lebih nyaman lagi dan mulai
membangun kontak matanya dengan pengajar, pendamping, dan ketiga temannya.
Selama mengikuti kegiatan dihari itu contohnya finger paint, Nazwa sangat
terlihat antusias dan menaruh fokus matanya kepada alat dan bahan yang
diberikan padanya.
c.
Rafli:
Rafli adalah anak yang hampir sama seperti Ikram, dia sudah bisa
membangun kontak mata yang baik dengan orang lain. Hampir seluruh perhatiannya
sudah bisa tertuju kepada kami, namun terkadang Rafli suka hilang fokus ketika
ada orang lain yang lebih menarik perhatiannya. Ketika pertama kali kami
bertemu, kami menanyakan namanya dan dia sudah bisa menjawab sambil menatap
orang yang bertanya kepadanya.
Pada hari pertama, ketika kami memulai kegiatan dengan bernyanyi Rafli
terlihat antusias dan bisa fokus pada apa yang kami ajarkan. Ketika kami
menonton video tentang cara mencuci tangan dia benar-benar fokus terhadap video
tersebut.
Di hari kedua Rafli juga terlihat antusias dan fokus, namun konsentrasi
dan kontak matanya kurang baik dari sehari yang lalu dikarenakan dalam kegiatan
itu kakaknya berada disampingnya, dan ia merasa tidak nyaman dengan keberadaan
kakaknya.
d.
Alya:
Alya adalah anak yang paling serius memperhatikan kami saat kegiatan.
dia sudah bisa membangun kontak mata dan konsentrasi terhadap sesuatu hal.
Ketika pertama kali kami bertemu dia sangat pemalu dan menghindari kami. Namun
beberapa menit kami melakukan pendekatan dia sudah mampu membangun kontak mata
dengan baik terhadap kami.
Pada hari pertama ketika kami memulai kegiatan dihari itu dengan
menyanyi bersama-sama, dia sudah mampu membangun komunikasi dengan pendamping,
pengajar, dan teman-temannya. Ketika kami mengajari cara menghias pisang crispy
dan menjelaskan alat dan bahan, dia serius mendengarkan penjelasan pengajar dan
serius juga ketika melakukan kegiatan menghias itu.
Pada hari kedua, kami memulai kegiatan namun Alya kembali malu-malu dan
kurang berani untuk membangun kontak mata. Namun kembali setelah beberapa
menit, dia sudah dapat berbaur dan membangun kontak mata dengan orang lain.
Ketika kami menonton video bertema belajar tentang warna, dia sudah kembali
berkonsentrasi menonton video itu bersama-sama dengan temannya. Lalu ketika
pengajar bertanya kepada dia, dia fokus mendengarkan pengajar dan kontak
matanya tetap lekat kepada pengajar sehingga dia mampu menjawab pertanyaan si
pengajar.
ü Body language
a.
Ikram:
Ikram adalah anak yang selalu merespon setiap kegiatan yang dilakukan
dengan baik, dimana sewaktu kami menanyakan kembali apa yang baru kami
jelaskan, ia langsung mengangkat tangannya dan menjawabnya sesuai dengan apa
yang dia pahami. Selama mengikuti kegiatan, Ikram duduk dengan tertib, tidak
hiperaktif. Dan juga dia membangun interaksi dengan temannya, terutama dengan
Rafli. Ikram anak yang sopan dan selama mengerjakan tugas yang diberikan dia
mengerjakannya dengan baik dan tidak menggangu temannya yang juga sedang
mengerjakan, meskipun ketika dia sudah selesai duluan. Dari mimic wajah, Ikram
menunjukkan wajah ramah dan tenang, dia tidak merasa bosan selama jalannya
kegiatan.
b.
Nazwa:
Nazwa adalah anak yang lincah, dan
aktif bergerak. Hal ini terlihat dari posisi duduknya yang tidak beraturan. Dan
juga Nazwa sulit untuk membangun interaksi dengan orang lain, dia mau bermain
bersama dengan temannya tetapi dia sibuk dengan dunianya sendiri. Ini
dikarenakan juga usianya yang masih kecil yaitu 3 tahun. Dan ia juga belum
begitu mengerti dengan apa yang kami katakan, walaupun begitu ia tetap bisa
melakukan kegiatan yang kami arahkan dengan dibantu oleh kakaknya dan dari
salah satu anggota kelompok.
c.
Rafli:
ia anak yang pendiam, jika ditanya ia pasti malu-malu dan tersenyum.
d.
Alya :
ia juga anak yang pendiam dan malu-malu
ü Pilihan kata dan kalimat.
Harapannya adalah ketika kata atau kalimat
itu disampaikan, anak-anak dapat paham makna dari apa yang disampaikan
pengajar. Bahasa yang dipilih haruslah bahasa yang tidak baku dan anak-anak
paham makna yang ingin disampaikan pengajar. Jangan menggunakan bahasa-bahasa
yang asing baginya.
Respon Audience (siswa)
Secara
keseluruhan respon dari anak-anak yang kami ajari selama kegiatan baik di hari
pertama dan hari kedua memberikan respon yang baik. Mereka tampak bersemangat
dan antusias mengikuti proses pembelajaran.walau di awal pertemuan mereka masih
malu-malu tapi di menit berikutnya mereka mulai merespon tanpa harus pertanyaan
itu di tujukan langsung kepada salah seorang dari mereka. Posisi kami sebagai
pendamping yang ada di dekat mereka memberikan semangat berupa dorongan bahwa
mereka bisa menjawab pertanyaan yang diberika oleh pengajar. Hal ini menjadi
dorongan bagi mereka untuk langsung merespon saat pertanyaan diberikan . mereka
berlomba-lonba untuk menjawab pertanyaan. Hal ini juga dipengaruhi oleh
penghargaan dari kami berupa tepuk tangan dan pujian ketika mereka bisa
menjawab pertanyaan yang diberikan. Anak yang menonjol dari keempat anak
tersebut adalah Ikram yang selalu merepon dan dapat menjawab pertanyaan dengan
benar. Namun anak-anak lain juga tidak kalah aktif dalam menjawab pertanyaan.
C. Evaluasi
Paedagogi berasal dari bahasa Yunani
"paedagogia" dimana pais, genitif, paidos berarti "anak"
dan ago berarti "memimpin"; sehingga secara harfiah paedagogi berarti
"memimpin anak". Sesuai dengan makna kata pedagogi sendiri bahwa,
ketika kami mengajar anak-anak, salah seorang dari kami yang menjadi
pengajarlah yang memimpin anak-anak dalam proses pembelajaran.
Karakter Pribadi Guru
- Ksatria
Mengakui kesalahan
ketika memang melakukannya. Ketika pengajar melakukan kesalahan, dan anak-anak
sadar akan kesalahan pengajar atau guru maka ia akan mengakui dan minta maaf. Hal ini pun tampak
saat pengajar melakukan kesalahan ia mengatakan maaf dan bilang apa yang
menjadi kesalahannya.
- Jujur
Memberitahu siswa
tentang kebenaran dan menjelaskan tindakan dengan alasan situasi. Ketika rafli
belum mencuci tangan dan hendak makan, pengajar mengingatkan bahwa hal itu
tidak baik dan menjelaskan alasannya. Namun ketika menegurnya dengan kasih,
yaitu tidak membuatnya merasa terpojok di depan teman-temannya.
- Disiplin
Menunjukkan kontrol
diri dan dapat diandalkan untuk
melakukan hal yang benar dalam setiap situasi. Kita tahu menjaga
sekaligus mengajar anak bukanlah hal yang mudah, disini kita harus belajar
mengontrol diri, mulai dari emosi dan sikap serta dapat diandalkan. Anak-anak
yang kami ajarkan termasuk anak-anak yang tidak terlalu repot diatur sehingga control
diri yang kami lakukan tidak terlalu berat walau memang perasaan lelah itu ada.
-
Penyayang
Menunujukkan diri
benar-benar pedulidengan siswa secara pribadi dan profesional. Ini merupakan
hal penting. Kami peduli dengan anak-anak yang kami ajari bukan karena hanya
sekedar agar nilai tugas yang kami dapatkan kelak baik, tapi karena kami semua
menyukai anak-anak. Harapannya adalah bahwa apa yang kami ajari dapat jadi
pelajaran berharga, walau hanya dalam waktu yang singkat.
-
Integritas
Selalu melakukan apa
yang dikatakan apapun konsekuensinya. Jadi, ketika pengajar mengatakan apa yang
dikatakannya harus sesuai dengan apa yang dilakukan. Karena saat mengajar,
pengajar adalah teladan bagi muridnya.
-
Antusias
Tampil bersemangat
dan percaya pada apa yang diajarkan benar-benar bermaslahat untuk hidup. Ketika
pengajar bersemangat maka semangat itu akan tertransfer ke murid-muridnya
sehingga murid juga akan bersemangat dna pengajar memerankannya dengan sangat
baik. Dan dari hasil observasi kami, pengajar sudah melakukannya dengan baik.
- Motif
bagus
Menjadikan siswa
selalu pada prioritas nomor satu. Kita harus ingat bahwa ketika mengajar , focus
kita adalah peserta didik kita. Memang sederhana, seandainya seorang pengajar
didepan tanpa sengaja membuka handphone untuk alasan tertentu ini secara tidak
sengaja menganggu focus anak-anak. Kami yang saat jadi pengajar, kami tidak
melakukan hal ini. Tapi beda halnya dengan
pendamping, beberapa kami kadang tanpa sengaja mengeluarkan handphone, dan
sadar-tidak sadar itu mengganggu perhatian anak walau sangat sebentar.
- Komitmen
Menunjukkan semangat
dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas. Sulit ataupun mudah ,
repot ataupun simple suatu materi, harus dapat dikerjakan secra tuntas. Sampai
tuntas tidak sekedar selesai, namun anak memang mengerti, dan pengajar memang bisa
mengenai sasaran dari pembelajaran itu. Yakni; secara mandiri anak bisa mencuci
tangan dengan benar dan ingat sebelum makan mereka harus mencuci tangan,
mengenal warna, bersosialisasi dengan temannya, dan sabar menunggu giliran.
Secara keseluruhan
pengajar sudah berusaha memenuhi
karakter pribadi seorang pengajar. Walau
belum sempurna , secara keseluruhan menurut kelompok kami sudah baik. Dan untuk penampilan sebagai seorang
pengajar, terlebih dahulu pengajar memang sudah melakukan persiapan dan hal ini jelas yakni sebelum mengajar kami memberikan
waktu pada pengajar latihan dan menyampaikan saran untuk mana yang sebaiknya di
perbaiki. Walau pada saat proses pembelajarannya pengajar juga melakukan improvisasi. Proses pembelajaran juga
sudah cukup terorganisir walau pada
hari pertama agak kelebihan sedikit waktu
karena ada beberapa kendala, sehingga kami kurang dalam point kecepatan. Memang kami tidak pernah
membiarkan anak-anak menunggu tapi hari pertama kami melebihi batas waktu. Konsisten, dimana saat mengajar tidak
ada emosi yang tidak terkontrol jadi tidak membebani perasaan anak. Sikap fleksibel, ketika anak-anak
diberikan contoh dan tidak mengikutinyaa secara keseluruhan, kami tidak
menyalahkan, hal ini tampak saat menghias pisang goreng kami member anak
berkreasi sesuai keinginannya. Lingkungan
belajar, ini menjadi sedikit kendala bagi kami. Memang suasana yang ada saat
itu adalah suassana yang santai dan tidak kaku, namun beberapa orangtua
berkumpul juga disitu ikut menonton dan kadang bersuara memanggil nama anaknya
sehingga mengganggu sedikit proses pembelajaran.
Banyak kendala yang kami hadapain memang,
terutama di hari pertama, yakni;
1.
Hari pertama
anak-anak yang hendak kami jemput ada yang pergi sehingga dia telat hadir dan
ketinggalan beberapa menit proses pembelajaran. Dan ketika ia datang, kami
harus mengulang sedikit tentang pembelajaran yang terlewatkan oleh anak yang
terlambat tersebut.
2.
Waktu,
untuk hari pertama kami melebihi batas waktu yang ada. Sehingga tidak sesuai
dengan yang direncanakan. Bersyukur, karena dari yang kami lihat, anak-anak
tetap menikmatinya dan tidak bosan.
3.
Saat mencuci
kamar tangan kami tidak ke kamar mandi. Karena agak gelap dan tidak terlalu
leluasa. Sehingga kami mmbuatnya dihalaman dengan mengangkat ember berisi air
dan mencuci tangan di halaman.
4.
Penonton
saat proses pembelajaran terjadi. Beberapa orangtua di hari terakhir lumayan
ramai melihat anaknya. Menurut kami sendiri ini sedikit menganggu. Walau wajar
orangtua ingin tahu bagaimana proses pembelajaran yang kami lakukan.
5.
Penyesuaian
jadwal untuk sama-sama diskusi dalam kelompok agak sulit.
Saran
:
1.
Lebih aktif
lagi berkomunikasi dengan orangtua anak sebelum proses pembelajaran dimulai .
2.
Displin
terhadap waktu dan lebih persiapan lagi
3.
Memperhatikan
fasilitas yang ada dengan lebih cermat sebelum memulai pembelajaran
4.
Pengajar
lebih siap lagi, semakin banyak menggunakan referensi mengajar yang baik.
5.
Lebih disiplin
waktu
No comments:
Post a Comment